Kamis, 17 Juli 2008

SAMPAH jadi uang!

The image “http://indo-data.com/pdimage/22/s_522722_bahanbaku.jpg” cannot be displayed, because it contains errors.
Bathok Kelapa


Kerajinan Batok Kelapa (Coco Shell)
Batok kelapa yang dibuang begitu saja dalam dua tahun terakhir ini berhasil diolah Hariyono Purwanta (35) untuk dibuat menjadi berbagai model tas. Hasil kerajinan batok kelapanya itu tak hanya menjadi monopoli di pasar lokal, tetapi juga ke pasar ekspor, seperti Malaysia dan Iran.

Hariyono, yang selama ini menitipkan hasil karyanya kepada rekannya untuk dipamerkan, kini mulai kewalahan memenuhi order, baik dari dalam maupun luar negeri. “Baru-baru ini ada pembeli dari Iran berminat membeli tas berbagai model. Sebagai tahap awal, calon pembeli itu telah memboyong minimal 50 jenis tas dari batok kelapa ke negaranya. Informasinya, tas berbahan baku batok kelapa seperti ini pasarnya di negara itu sangat potensial,” kata pelaku usaha kecil yang sudah menggeluti usaha peternakan ayam dan pupuk organik itu.

Sebelum menjadi pengusaha tas, Hariyono telah menjajal bisnis pengolahan pupuk organik tanpa bantuan modal dari perbankan dan keluarga. Bisnis yang digeluti memang tidak jauh dari latar belakang pendidikannya di bidang pertanian, Jurusan Agronomi, yang pernah ditekuni di Universitas HOS Tjokroaminoto, Yogyakarta, meski kandas di tengah jalan.

Sejak terjun ke sektor kerajinan batok kelapa, Hariyono memang agak keteteran menggarap pengolahan pupuk organik sehingga mulai ditinggalkan. Pasalnya, mengerjakan tas batok kelapa bukan pekerjaan mudah. Sebab, untuk membuat tas dari batok kelapa, dibutuhkan ketekunan dan keseriusan. Untuk mendapatkan 500 bulatan kecil seperti kancing, dibutuhkan waktu enam hari bagi seorang pekerja.

Kebutuhan batok kelapa pun terus meningkat karena untuk satu karung besar dengan berat 100 kilogram bisa dikerjakan dalam empat hari. “Bahan baku memang mudah diperoleh karena banyak warga yang sudah datang menjual batok kelapa ke sini. Pokoknya sampah sudah jadi duit,” katanya.

TAS yang dibuat Hariyono bersama sekitar 20 perajin diberi merek dagang UD Sumber Makmur. Produk tas batok kelapa ini membuat Hariyono berbeda dengan pengusaha tempurung lainnya di Yogyakarta dan Surabaya, Jawa Timur. Keunggulan buatan Hariyono terletak pada desain produknya yang lebih variatif ketimbang produk serupa yang dibuat oleh pengusaha lain.

Ayah dua anak ini mulai menekuni bisnis tas berbahan baku tempurung sejak dua tahun lalu. Bermodal Rp 16 juta, Hariyono memulai membeli mesin untuk proses produksi. Hariyono, yang sebelumnya juga sudah berbisnis pupuk, mulai belok ke usaha tas berbahan baku tempurung kelapa ini setelah mendengar informasi bahwa peluang pasar produk kerajinan ini di tingkat nasional maupun ekspor cukup kuat. Dengan mesin yang ada, Hariyono bisa menghasilkan produk kerajinan antara lain kalung, gelang, tempat telepon genggam, meja, dan berbagai pernak-pernik yang semuanya terbuat dari tempurung kelapa. Saat memulai usaha, Hariyono dibantu oleh seorang pekerja. Maklum, karena pada waktu itu mesin untuk berproduksi hanya dua. Seiring dengan perkembangan waktu, order pun terus bertambah dari berbagai kota di Indonesia sehingga mesin produksi pun terus bertambah. Kini sedikitnya Hariyono berhasil membuat usahanya lebih besar sehingga mampu menampung 20 tenaga kerja.

Besarnya jumlah tenaga kerja yang mereka pakai adalah karena pada umumnya proses produksi masih banyak yang manual, kata Hariyono. Proses pembuatan tas dari tempurung secara manual ini menyebabkan proses produksi memakan waktu enam hari, yang dikerjakan oleh satu orang. Prosesnya dimulai dari memotong tempurung berbentuk seperti kancing, dihaluskan, ditempel pada satu media, kemudian dihaluskan lagi pada sisi luar, lalu dijahit dengan tangan. Semuanya dilakukan dengan tangan agar memperoleh hasil yang rapi.

Proses produksi inilah yang membuat produknya bisa laku di pasar karena selain unik, pembuatannya juga halus. Beda jika dilakukan dengan menggunakan mesin, sentuhannya pasti tidak serapi dengan menggunakan tangan, yang biasanya jauh lebih terampil.

Keyakinan untuk banting setir ini ternyata berbuah hasil. Dewi Fortuna mendekatinya ketika untuk pertama kali produknya dipamerkan di Forum Kesenian Yogyakarta VIII Tahun 2003. Di ajang pameran itu produknya mendapat sambutan positif. Di pameran itu dia mulai menerima banyak pesanan dari Jakarta, Surabaya, bahkan orang asing membeli langsung ke tempat usahanya.

Pemasaran dilakukan bersama-sama dengan istrinya, Riyanti Tri Utami. “Saya pernah mendapat order membuat 150 tas. Itu order terbesar yang pernah saya dapat,” ujarnya. Kemampuan membuat tas masih sangat minim, yakni 250 tas dengan 55 model per bulan ditambah pernak-pernik lain karena mesin yang dimiliki masih sedikit. Harga tas buatan Hariyono Rp 40.000-Rp 250.000 per buah, sedangkan harga meja kecil yang dibuatnya Rp 400.000.

Padahal, jika ada order 1.000 tas saja setiap bulan, minimal 350 pekerja bisa menggantung hidup pada usaha kerajinan batok kelapa itu. “Saya ingin meningkatkan kapasitas produksi karena pesanan luar biasa banyak. Apalagi beberapa konsumen dari Timur Tengah mulai melakukan order. Cuma, saya sulit memenuhi karena tidak cukup modal untuk membeli mesin yang harganya di atas Rp 10 juta per unit,” ujarnya.

Tak jarang ia bersama istrinya harus pontang-panting ke sana-kemari untuk mencari modal awal memenuhi permintaan pembeli karena barang tidak tersedia. “Kalau ada bantuan modal, mesin bisa saya tambah. Otomatis tenaga kerja yang terserap pun akan bertambah, terutama bagi lingkungan sekitar,” kata Hariyono yang juga memasarkan produknya melalui beberapa koperasi di Yogyakarta. []

link

Asyiknya Menekuni Kerajinan


Kompas/Agus Susanto / Kompas Images
Pramuniaga butik Amara menunggu pembeli dalam pameran kerajinan di Jakarta City Center (JaCC), Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (14/3).


Sabtu, 15 Maret 2008 | 01:12 WIB

Kios-kios kecil ditata rapi di Lantai 1 Jakarta City Center, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Berbagai barang kerajinan, seperti macam-macam batik, perhiasan, serta pernak-pernik hiasan rumah, seolah menggoda libido belanja siapa pun yang memandangnya.

Dunia kerajinan memang mempunyai potensi bisnis yang amat besar dan relatif terbebas dari hegemoni barang bermerek global. Tak hanya itu, rasa-rasanya, tak ada negeri lain yang barang kerajinannya begitu beragam seperti di Indonesia. Pemain penting di dunia ini adalah kaum perempuan.

Barang-barang itu disuguhkan di Jakarta City Center (JaCC), yang merupakan ajang pameran yang berlangsung satu bulan dan dibuka sejak 7 Maret lalu. Salah satu yang menarik adalah kerajinan batik. Jenis yang satu ini belakangan mulai populer di dunia fashion dengan napas yang berbeda. Maksudnya, batik tak lagi berwujud pakaian formal, tetapi bisa juga menjadi yang funky.

Sri Lestari (33), perajin dan pengusaha batik asal Mlati, Sleman, Yogyakarta, adalah salah satu perajin batik. Lulusan Fakultas Kedokteran Umum Universitas Gadjah Mada ini menekuni usahanya, khusus batik tulis, sejak sembilan tahun lalu.

”Batik itu sekarang banyak ragamnya dan memang harus mengadopsi desain-desain pakaian modern agar semakin nyaman dipakai,” kata Sri Lestari.

Kain-kain batik tulis yang dibuat Sri Lestari dan 35 pembatiknya dirupakan menjadi aneka kemeja untuk laki-laki maupun perempuan, rok, blazer, jaket, dan gaun model balon. Satu kemeja atau gaun dipatok minimal Rp 150.000-Rp 200.000. Sementara itu, kain batik tulis dijual dari harga Rp 150.000 hingga di atas Rp 1 juta per lembarnya.

Sri Lestari konsisten menggunakan pewarna alami. Saat ini sedikitnya 130 pewarna alami digunakan, antara lain, daun mangga muda untuk warna hijau, kulit bawang merah untuk warna krem, dan kunyit untuk warna kuning.

”Selain motif batik konvensional, seperti sido mukti atau wahyu tumurun, saya juga mengembangkan motif lain. Saya berusaha menuangkan pengalaman pribadi atau cerita dari teman-teman dalam motif batik. Membatik menjadi bagian dari menulis buku harian. Sungguh menyenangkan ketika motif tersebut ternyata juga diminati orang,” kata Sri Lestari.

Pelanggan batik produksinya juga datang dari kalangan perancang mode dan selebriti.

Perhiasan ”intim”

Kisah keberhasilan berkat menekuni seni kerajinan juga dialami Fitria Handiarto (53). Fitria berani melepas jabatan senior manajer di sebuah perusahaan asing demi menggeluti bisnis pembuatan perhiasan unik berbahan dasar perak, mutiara, dan batu semi berharga.

Salah satu keunikan karya Fitria, berani menampilkan model perhiasan yang berbeda dengan yang lain. Pelanggan tetapnya adalah istri-istri ekspatriat. Fitria mengusung motif asimetris, sisi kanan dan kiri perhiasan buatannya tidak pernah sama. Ide-ide ”gila” terkumpul saat ia melanglang buana ke banyak negara, seperti Afrika, India, dan Eropa, serta pelosok Tanah Air.

Model perhiasan terbaru yang banyak diburu para pelanggannya adalah ”mamuli”, benda dari logam (bisa emas, perak, atau tembaga) berbentuk vagina. Mamuli adalah mas kawin yang diserahkan pihak perempuan kepada mempelai laki-laki di Nusa Tenggara Timur.

”Mamuli bisa jadi liontin dan anting. Orang-orang Amerika Serikat menyukainya, terutama karena mereka ternyata tahu latar belakang budaya benda tersebut,” kata Fitria.

Tas dan sepatu

Setelah hampir sembilan tahun menekuni bisnis kerajinan tas, Igna Jose Najoan (39) melihat bisnis tas sangat menjanjikan. Kecenderungan perempuan untuk memiliki tas lebih dari satu membuat perajin-perajin seperti dirinya bisa berkembang. ”Sekarang orang beli tas sudah seperti beli baju. Tidak cukup satu. Setiap kali ada model baru, mereka beli,” kata Igna.

Igna membuat beragam tas. Dari yang berbahan dasar kulit, kanvas, suede, hingga satin. Motifnya beragam. Ada yang memakai aplikasi benang, kain, dan batu. Ada yang memakai foto yang dicetak di atas tas dan juga tas kulit dengan perpaduan beberapa warna.

Melihat banyak peluang, Igna pun total mendalami bisnis tas dan meninggalkan pekerjaannya di sebuah perusahaan ritel. Beberapa waktu lalu dia mendapatkan pesanan 20 tas dan enam dompet yang harus diselesaikan dalam dua minggu. ”Sampai tidak tidur. Badan sekarang rasanya sakit semua. Kalau masih bekerja di kantor, tentu tidak mungkin bisa mengerjakan pesanan seperti ini,” kata Igna.

Mengenai harga, Igna menyatakan harga tas buatannya berkisar Rp 300.000-hingga lebih dari Rp 1 juta. Soal mahal atau tidak, Igna mengaku sangat subyektif. Ada yang bilang tasnya mahal, tetapi ada juga yang mengatakan harga itu pantas. ”Selain itu, kita juga harus melihat tempat. Ada tas saya yang di Plaza Indonesia laku, tetapi di tempat yang lain tidak,” katanya.

Sepatu ABG

Berjualan produk fashion, apalagi di Jakarta yang pasarnya di bawah hegemoni barang bermerek global, tentunya tidak mudah. Keunikan dan orisinalitas sering kali menjadi tuntutan. Ini pula yang disadari tiga sekawan dari Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung, Kristina Budiutami (25), Diah Dani (25), dan Kurniansyah (25).

Mereka berkreasi membuat sepatu-sepatu yang dilukis tangan. Sebelum terjun di bisnis kerajinan, mereka bekerja kantoran, yang pada akhirnya mereka rasakan membosankan.

”Akhirnya, karena pada dasarnya kita senang bikin-bikin kerajinan, saya bersama teman-teman bikin usaha ini,” imbuh Kristina, lulusan Jurusan Seni Lukis ITB.

Mereka sendiri awalnya berbisnis tak mengira akhirnya bisa memiliki butik sendiri, yakni Positively Pink, di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Dahulu, mereka berjualan dengan mobil ambulan berlambang tanda salib berwarna pink yang mangkal di berbagai SMA di Jakarta.

”Nia (Kurniansyah) itu ibunya, kan, bidan. Kami pinjam mobil ambulan yang lagi nganggur, he-he-he,” cetus Tina.

Menyasar anak ABG memang cukup strategis. Apalagi, zaman sekarang, seperti di Jakarta, anak ABG sangat fashionable. Benar saja, sejak mangkal di sekolah-sekolah, pesanan sepatu lukis mereka heboh.

Sejauh ini, sebagian besar jenis sepatu yang digunakan adalah sepatu model slip-on, berbahan kanvas dengan warna dasar putih. Sepatu-sepatu itu sebelum dilukis ditorehkan sketsa dasar dahulu. Motifnya mulai dari karakter kartun yang lucu-lucu sampai motif grafis.

Sepatu-sepatu lukis itu dibanderol dengan harga Rp 150.000 - Rp 225.000 per pasang. Setiap sepatu dikemas dalam tas jaring mungil beraneka warna, bukan kemasan kotak karton.

Mereka melukis sepatu dengan alasan dalam dunia fashion remaja sepatu lukis belum pasaran, sedangkan baju yang dilukis sudah banyak yang memproduksi. ”Kami senang menjalani usaha ini karena setengah hobi. Jadi happy,” kata Tina.

Ya, pekerjaan yang dijalani seperti hobi tentunya menyenangkan. Seperti bisnis kerajinan ini, misalnya. (Neli Triana/M Clara Wresti/Sarie Febriane)

link

Manfaatkan Ranting Retak Dibuat Kerajinan

Bila kita tekun dan mau berusaha "pasti ada jalan". Itu yang selalu disampaikan orang tua kepada kita. Dan ternyata pesannya itu, jika direnungkan dan dijalankan ada benarnya dan akan terwujud apabila dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Amanah itu yang setidaknya dilakukan Suhartono. Pria asal Lombok ini memanfaatkan ranting pohon ketak yang terdapat di daerahnya di Lombok dibuat aneka bentuk kerajinan dan anyaman. Dan ternyata hasilnya tidak kalah dibandingkan dengan anyaman baik yang dari plastik maupun kawat, lebih tahan lama dan nilai seninya lebih tinggi.


Menurut Suhartono, perajin ketak yang juga pemilik "Mawar Art Shop" yang berlokasi di jl. Taman Sari, Desa
Nyiur Baya Gawah, Batumekar, Lombok ini, "Ketak dapat dibuat aneka kerajinan, mulai tas hingga aneka anyaman untuk tatakan gelas, pajangan pot bunga, taplak meja, keranjang tempat pakaian (laundry basket), tampah dan masih banyak lagi. "Batangan ketak memiliki nilai komersil karena selain kuat, awet, tahan lama, dan tahan air. Ketak juga memiliki bentuk yang bagus dan alami," tuturnya. Pria berpenampilan energik ini mengaku telah menjadi perajin ketak sejak 1989. Sejak merintis kerajinan ketak is sudah yakin kalau produknya akan diminati pasar. "Kebetulan pulau Lombok merupakan tempat tujuan wisata yang banyak diminati turis asing. Maka ketika saya memperkenalkan kerajinan anyaman ke turis asing banyak diantara merekayang tertarik," akunya. Walaupun dalam pengerjaannya, lanjut Suhartono dengan teknik yang masih tradisional tetapi dari seni dan kualitasnya tidak perlu diragukan. Dan itu terbukti aneka kerajinan dari ranting pohon ketak ini memiliki daya tahan jauh lebih baik dibanding produk atau kerajinan sejenis dari bahan lain. "Dan bisnis kerajinan ini memang tak akan pernah sepi. Apalagi Indonesia yang memiliki beragam suku dan budaya, masing-masing punya ciri khas kerajinan," katanya.


Target turis asing,

Soal bahan baku, ranting ketak, diakui Suhartono tidak terlalu sulit mendapatkan. Hanya saja kalau mengandalkan ranting ketak asli Lombok masih kurang maksimal hasilnya. Karena ranting ketak asal Lombok ukurannya kecil-kecil hanya cocok untuk lapisan luar saja. "jadi kalau ingin ukuran yang besar saya datangkan dari Flores, Sumbawa dan Kalimantan. Ketak yang ukuran besar biasanya dipakai untuk iapisan bagian dalamnya," paparnya. Mengenai kualitas ketak, jelas Suhartono terbagi atas tiga kelas, yakni kelas 1, 2 dan 3. "Untuk ketak kelas 3 harganya dengan harga Rp 10.000 per ikat. Satu ikatnya berisi sekitar 100 batang. Sementara untuk ketak yang kelas 2 harganya Rp 15.000 per ikat. Kualitas terbaik adalah ketak kelas I harganya dua kali lipat dari ketak kelas 3 yaitu Rp 20.000, itu pun jika membeli dengan cara partai besar," katanya sambil memperlihatkan berbagai jenis ketak yang ada.


Selain membuat anyaman, Suhartono yang dibantu
empat orang perajin, juga menerima atau membeii anyaman dari perajin lain. Ini berkaitan dengan cukup besarnya permintaan atau kebutuhan pasar. "Dalam satu bulan saya harus menyiapkan sampai ribuan kerajinan anyaman ketak baik yang ukuran kecil maupun besar," ucapnya serius. Setelah merasa sukses dengan Mawar Art Shop-nya di Lombok, kini Suhartono berniat membuka kantor perwakilan penjuaian di Yogjakarta, Jakarta, dan Bali. "Untuk pasar domestik lebih banyak datang dari Jakarta, makanya saya berniat buka perwakiian di Jakarta. Sementara kalau di Jogja dan Bali karena banyaknya wisatawan asing sehingga saya pikir perlu juga buka disana," ungkapnya. Saat ini turis asing yang sudah menjadi pelanggan tetapnya mulai dari Spanyol, jepang,jerman, Inggris, Australia, Amerika Serikat dan beberapa negara Timur Tengah. Dalam memasarkan produk ke orang asing Suhartono biasanya melakukan cara jemput bola. Selain membuka outlet di tempat-tempat wisata yang sering dikunjungi turis asing, juga melakukan penawaran melalui internet serta rajin mengikuti pameran. Mengenai harga jual, kalau membeli langsung di art shop miliknya harganya masih tergolong murah, mulai Rp 2.000 untuk ukuran kerajinan kecil, seperti tatakan gelas, hingga Rp 6 juta, seperti pajangan pot. Irwansyah

link

Selasa, 15 Juli 2008

9 Teknik Untuk Berhenti Berfikir Negatif



Untuk sebagian besar dari kita, berpikir negatif mungkin sudah menjadi bagian dari diri. Ketika hal-hal tidak sesuai rencana, kita dengan mudah merasa depresi dan tidak bisa melihat sisi baik dari kejadian tersebut…Berpikiran negatif tidak membawa kemana-mana, kecuali membuat perasaan tambah buruk, yang lalu akan berakibat performa kita mengecewakan. Hal ini bisa menjadi lingkaran yang tidak berujung.
Jessica Padykula menyarankan sembilan teknik untuk mencegah dan mengatasi pikiran negatif yang adalah sebagai berikut:
1. Hidup di saat ini.Memikirkan masa lalu atau masa depan adalah hal yang sering membuat kita cemas. Jarang sekali kita panik karena kejadian masa sekarang. Jika Anda menemukan pikiran anda terkukung dalam apa yang telah terjadi atau apa yang belum terjadi, ingatlah bahwa hanya masa kini yang dapat kita kontrol.
2. Katakan hal positif pada diri sendiriKatakan pada diri Anda bahwa Anda kuat, Anda mampu. Ucapkan hal tersebut terus-menerus, kapanpun. Terutama, mulailah hari dengan mengatakan hal positif tentang diri sendiri dan hari itu, tidak peduli jika hari itu Anda harus mengambil keputusan sulit ataupun Anda tidak mempercayai apa yang telah Anda katakan pada diri sendiri.
3. Percaya pada kekuatan pikiran positifJika Anda berpikir positif, hal-hal positif akan datang dan kesulitan-kesulitan akan terasa lebih ringan. Sebaliknya, jika Anda berpikiran negatif, hal-hal negatif akan menimpa Anda. Hal ini adalah hukum universal, seperti layaknya hukum gravitasi atau pertukaran energi. Tidak akan mudah untuk mengubah pola pikir Anda, namun usahanya sebanding dengan hasil yang bisa Anda petik.
4. Jangan berdiam diri.Telusuri apa yang membuat Anda berpikiran negatif, perbaiki, dan kembali maju. Jika hal tersebut tidak bisa diperbaiki lagi, berhenti mengeluh dan menyesal karena hal itu hanya akan menghabiskan waktu dan energi Anda, juga membuat Anda merasa tambah buruk. Terimalah apa yang telah terjadi, petik hikmah/pelajaran dari hal tersebut, dan kembali maju.
5. Fokus pada hal-hal positif.Ketika kita sedang sedang berpikiran negatif, seringkali kita lupa akan apa yang kita miliki dan lebih berfokus pada apa yang tidak kita miliki. Buatlah sebuah jurnal rasa syukur. Tidak masalah waktunya, tiap hari tulislah lima enam hal positif yang terjadi pada hari tersebut. Hal positif itu bisa berupa hal-hal besar ataupun sekadar hal-hal kecil seperti 'hari ini cerah' atau 'makan sore hari ini menakjubkan' . Selama Anda tetap konsisten melakukan kegiatan ini, hal ini mampu mengubah pemikiran negatif Anda menjadi suatu pemikiran positif. Dan ketika Anda mulai merasa berpikiran negatif, baca kembali jurnal tersebut.
6. BergeraklahBerolahraga melepaskan endorphin yang mampu membuat perasaaan Anda menjadi lebih baik. Apakah itu sekadar berjalan mengelelingi blok ataupun berlari sepuluh kilometer, aktifitas fisik akan membuat diri kita merasa lebih baik. Ketika Anda merasa down, aktifitas olahraga lima belas menit dapat membuat Anda merasa lebih baik.
7. Hadapi rasa takutmuPerasaan negatif muncul dari rasa takut, makin takut Anda akan hidup, makin banyak pikiran negatif dalam diri Anda. Jika Anda takut akan sesuatu, lakukan sesuatu itu. Rasa takut adalah bagian dari hidup namun kita memiliki pilihan untuk tidak membiarkan rasa takut menghentikan kita.
8. Coba hal-hal baruMencoba hal-hal baru juga dapat meningkatkan rasa percaya diri. Dengan mengatakan ya pada kehidupan Anda membuka lebih banyak kesempatan untuk bertumbuh. Jauhi pikiran 'ya, tapi…'. Pengalaman baru, kecil atau besar, membuat hidup terasa lebih menyenangkan dan berguna.
9. Ubah cara pandangKetika sesuatu tidak berjalan dengan baik, cari cara untuk melihat hal tersebut dari sudut pandang yang lebih positif. Dalam setiap tantangan terdapat keuntungan, dalam setiap keuntungan terdapat tantangan.
Sumber : YIC

Kamis, 10 Juli 2008

Info Usaha

Merk : Shell’s Handycraft




Shell’s handycraft adalah bisnis kerajinan tangan hasil karya Siswa YEA

(Young Entrepreneur Academy) Politeknik Batam Parkway Street – Batam.

Merupakan product home bussines yang memasarkan product berupa kerajinan tangan. Memiliki desain yang simple tetapi kaya akan nilai seni.

Berbahan ramah lingkungan karena dari hasil laut dan barang bekas.





Kelebihan :

Merupakan product limited edition, exclusive, serta luxury sehingga harga bisa di tentukan dengan tingkat kerumitan produk.

Selasa, 08 Juli 2008

Galery produk Shell's (Limited Edition)

Gelas Hias
Price: Rp. 45,750,-


Hiasan Dinding Antik

Price: Rp. 69,899






Miniatur Laut (full kerang and Batu)




Price: Rp. 199,999,-


















Pigura Kerang



Price: Rp. 74,999,-













Tempat kartu Nama



Price: Rp. 69,999













Tempat Pena



Price: Rp. 49,999,-













Tempat Pena Unik



Price: Rp. 59,999,-













Asbak Full Kerang


Price: Rp. 29,999,-
















Botol Antik



Price: Rp. 29,999,-













Gantungan Kunci + Hiasan Lemari Es



Price: Rp. 1,999,-













Souvenir Pernikahan



Price: Rp. 2,499,-























Hiasan Antik (full kerang)



Price: Rp. 39,999,-
















TEMPAT ALAT TULIS


Price: Rp. 49,199,-













PIGURA HIAS



Price: Rp. 89,999,-










HIASAN DINDING (full kerang and pasir laut)
Price: Rp. 149,899,-













HIASAN GELAS



Price: Rp. 39,399,-



















HIASAN MEJA



Price: Rp. 6,999,-















Keterangan:



- Produk ini terbatas (limited edition)



- Menerima Pesanan sesuai dengan permintaan pelanggan



- Waktu Produksi Minimal 30 hari / sesuai dengan jumlah produk



- Informasi lain silakan hubungi Marketing



( Willy Rustardy - 0778-919 3930 )

Target Market

Lokasi pemasaran Produk, Batam & Luar Batam dengan target pasar :

1. Penawaran door to door, di Perumahan dan kawasan Elite Batam
2. Penawaran ke Sekolah dan Universitas Batam
3. Penawaran ke Toko Souvenier Batam
4. Penawaran ke Wedding Party, sebagai souvenier Pernikahan
5. Penawaran ke restoran dan cafe, sebagai penghias ruangan
6. Kerjasama dengan wedding bridal, sebagai suplier produk
7. Penawaran via website, pesanan melalui internet dengan sistem transfer.
8. Kerjasama dengan Biro Wisata, souvenier khusus khas Batam.
9. Go Nasional......................................go... go.... go......
10. Go International.........................let's Go........................go...